Masih adakah senyum di wajah cantikmu? Di batas penantian tak berkesudahan dan semakin ku terbata Jika memang diriku ini masih memiliki ruang di hati Masih memiliki tanda hubung di antara kata-kata keputusasaan Masih layak? Untukku. Sedikit saja tolong katakanlah! Pada langit yang tertutup temaram Pada pohon yang mati lapuk Dan kepada angin yang bergerak ke arah timur Dengan tumpukan kertas yang sempurna menjadi buku, tak berparagraf dan berserakan. Tertulis dalam tinta tebal warna merah. Mencolok. Mengapa? Untuk ku seduh kembali bersama kopi terpahit yang pernah ku buat. Ku nikmati bersamaan dengan terbenamnya matahari. Setidaknya ada tanda yang dapat ku baca Karena perjalanan hidupku akan selalu tertuju kepadamu.
Selamat malam, pembaca.... Aku baru pertama kali ini lho live blog, maksudnya lewat handphone. Sebenernya ga ada maksud apa-apa aku nulis kali ini, cuma mau ngabarin kalo aku masi berhobi menulis. Ya maklum mas mba jika tulisanku jelek, namanya juga hobi, bukan provesi ataupun ahli. Aku hanya orang biasa yang terlalu banyak harapan dan tumpuan. Harapan yang aku masud adalah aku berharap hidupku selalu menyenangkan dan selalu tertabur senyum manis. Menyenangkan kenapa? Karena aku tahu bagaimana orang-orang dewasa yang berpusing ria bergelut dengan masalahnya. Aku ingin selalu disebut anak-anak lengkap dengan chiki di tangan kiri dan mainan yoyo di tangan kanan. Tertabur senym manis maksudnya apa zar? Apakah sejenis toping di kue gitu? Ah, aku juga bingung mau jawab apa, soalnya udah tak tulis dan males merevisi. Intinya senang tidak bisa lepas dari senyuman. Sepait apapun hidup, cobalah untuk tersenyum, rasakanlah.... Dan selanjutnya tumpuan, tumpuan yg kumaksud adalah aku hidup di te...