Dari pandangan matamu kulihat jemarimu yang lentik Langit tidak dapat berdusta, Atau gumpalan awan yang berarakan kea rah utara Ketika matamu berkedip perlahan Cahaya-cahaya itu menembus mimpiku Dari bingkai jendela kulihat senyum padam Melewati lorong-lorong gelapku Kulihat sungai yang airnya jernih Mengalir dan terus mengalir Anganku tersadar ketika langit mulai menjingga Sorotan halus mengusap mataku Sementara tatapan matamu masih di retina Berkedip dan terpejam sesaat, semuanya padam Langit bosan dengan warna, merombaknya Bintang gemintang tersirat di gelapnya malam Malam padam, abu-abu terlukis perlahan Goresan wajah yang kurindu terbentang Menyambung titik bintang Menggambarkan betapa rindunya kasih Setengah malam terasa sesak Bayang-bayang tepat di depan mata Tersenyum buram dan pergi Ketika kukedipkan, bayanganmu hilang Menghadiri keosongan dimensi tertutup Ketika mata kembali lagi kubuka Kutatap buntang yang mmbanjiri glapny...
Fauzar Restu Ginanjar, Kau dapat memanggilnya siapa saja. Kau dpat temukan dimana saja. Dan kau dapat berbicara dengannya, karna dia aku memang benar-benar ada.