Langsung ke konten utama

Fauzar: Siapakah Fauzar?



Cukup lama aku tidak membuka buku harian online atau yang lebih kerennya dipanggil ‘blog’. Sebenarnya kalo materi yang mau di post itu ada, tapi cuma belum kesampean aja. Besok lah kalo sudah aku edit.
Oiya. Disini aku mau perkenalan diri saya seperti yang orang lain kenal. Tapi maaf ya kak, dik, om atau mbah kalo bahasa yang aku tulis ini tidak baku dan menyalahi EYD. Aku hanya ingin berbagi saja nggak lebih dan pastinya kurang. Karena manusia nggak ada yang keperluannya tercukupi. 

Nama saya Fauzar Restu Ginanjar, saya biasa dipanggil Uzar kalau disekolah (biasanya teman yang belum mengetahui keseharianku) atau juga biasa dipanggil Erge atau Rege (biasanya yang sok kenal sama saya). Filosofi nama saya; Fauzar itu artinya keberuntungan—dari bahasa Arab, Restu artinya juga restu, sementara Ginanjar adalah pahala. Jadi arti nama saya keberuntungan mendapatkan restu untuk pahala. Bisa jadi, bisa jadi. Soalnya aku tanya ke ibukku, jawabnya nggak tau juga  -__-

Aku dilahirkan di Kota Hujan. Memang ada Kota Hujan? Kaya naruto aja! (ada yang sering liat naruto?­­­­­­) Lupakan! Kota Hujan itu Bogor. Aku lahir tanggal 22 September 1997. Kalau diitung-itung dari sekarang (2015) aku sudah punya KTP lho.

Kembali lagi ke perkenalan. Biasanya kalau perkenaan itu yang dibahas apa to? Aku jarang memperkenalkan diri. Karena rata rata mereka-mereka yang kenalan terlebih dulu sama aku, eh. Atau biasanya aku sok kenal sama orang, lalu aku anggap aja sudah kenal. Simpel banget cara kenal aku! Nah, biasanya hobi. Aku mungkin dari sekian manusia yang enggak tau apa hobi aku sebenarnya. Kalo ditanya hobi kamu apa pasti aku jawab tidur. Pasalnya aku sering banget tidur, bahkan setiap hari. Aku melakukan aktifitas yang aku sebut hobi ini bisa berjam-jam. Biasanya aku lakukan saat malam hari. Apakah aku bisa disebut makhlik norkturnal?

Nah, pagi sampai hampir malam aktifitas yang aku kerjakan sekolah dan sedikit melamun. Biasalah manusia yang katanya adik kelasku manusia yang paling galau dari angkatanku. Selain sekolah dan melamun, masih banyak aktifitas yang aku kerjain, seperti; membaca (kalau disekolah dan saat ulangan),  menulis (itu juga saat disekolahan), dan berbicara (namanya juga manusia). Maaf aku malah melenceng jauh dari perkenalan yang formal.

Sebenarnya aku suka membaca. Yang paling aku sukain membaca novel. Ada banyak novel di rumah yang sudah aku beli. Aku lebih suka novel karangannya Darwis Tere Liye. Yap, hamper semuanya didominasi novelnya Bang Tere soalnya novelnya sederhana, biasanya dari kehidupan keseharian yang sering diabaikan oleh manusia-manusia yang tinggal di bumi. Contohnya  “Remblan Tenggelam di Wajahmu”, itu simple banget ceritanya, tetapi pembaca dituntut berfikir untuk mengetahui isi ceritanya.

Selain membaca aku juga suka menulis. Sudah beberapa puluh cerpen aku buat dalam hidupku. Juga pernah aku ikutkan lomba, dan untungnya gak menang. Selain cerpen aku juga beberapakali menulis esai dan novel. Yang esai biasanya berhenti di tengah tulisan karena tidak ada bukti fang failed, sementara yang novel baru aku buat sekarang. Entah kapan akan aku terbitkan.

Selain hobi, biasanya apa sih yang dipakai dalam perkenalan. Mungkin status. Kalau tanya tentang status aku belum kawin. Udah gitu aja. Aku nggak mau ngebahas tentang kawin itu disini.

Pada post selanjutnya akan saya tuliskan salah satu topic dalam bukuku. Tunggu ya.

Sekian dulu pesentasi dari saya. Apabila banyak kata-kata  terutama yang tidak baku) mohon maafin saya  sepenuhnya. Karena disini saya bukan berniat melukai kamu. Saya Cuma mau berbagi tentang apa yang saya miliki. Sekian dan terimakasih

Komentar

Aditya Juniarto Pradipta mengatakan…
salam kenal bos Fauzar, mari kita saling kunjung: www.belonomi.com

Postingan populer dari blog ini

Laporan Tugas Bahasa Jawa "Upacara Adat Nyadran"

TUGAS BASA JAWA UPACARA ADAT NYADRAN Dipun Susun Dening: Wildan Wing Wirawan (02) Fauzar Restu Ginanjar (07) Nurina Oktavianti (23) Retno Hastuti (24) Kelas XII MIPA 4 SMA NEGERI 2 WATES BAB I A.     Dhasaring Panaliten Kebudayaan inggih menika elemen ingkang mboten saged kalepas saking kahuripan manungsa. Wonten satunggal sisi, manungsa nyiptaaken budaya, ananging wonten sisi lain, manungsa prosduk saka budaya kang urip. Sesambetan pengaruh menika butki manungsa moten saged urip tanpa budaya. Kahuripan budaya inggih menika titikan manungsa lan badhe kalampahan dening manungsa. Wonten ing Indonesia kathah ragam kebudayaan. Salah satunggaling inggih menika upacara nyadran. Upacara nyadran yaiku pesta rakyat sing awujud bentuk rasa syukure masyarakat marang Gusti Allah amarga bumi iki bisa dadi sumbere urip. Acara manganan utawa nyadran lumrahe saben desa nduweni dina, tradisi lan panggonan sing beda-beda. Ana sing dirindak...

Puisi Sketsa Rembulan Padam

Hari gelap Dimana setengah hari berubah menjadi hitam Warna-warna terang berubah menjadi remang dan gelap Rembulan, Rembulan datang menyinari ketika hari itu datang Mengganti warna-warna remang dan gelap menjadi terang Kesunyian, Kesunyia yang mencekap kerap kali menemani Berdiri dipojok-pojok sebuah hati, tak mau pergi “Aku tahu kamu hari ini akan datang Aku tahu hari ini juga dirimu akan datang Aku menantikan walau hanya sepatah kata Tetap menunggu dibawah harapan” Angin berhembus Berhembus diantara sebuah perasaan yang terikat oleh janji Mengikat kuat melukai perasan Padam, Bulan sempurna padam, tak ada yang menggantung Tinggal perasaanku yang digantungkan Pohon Digantung diantara pepohonan nan tinggi menjulang Terikat oleh suata zat yang tidak diketahui bentuknya

Esay "Karena Sampah Sudah Menjadi Biasa"

“Apakah budaya buang sampah sembarangan sudah menjadi teman hidup?” Itulah pertanyaan yang selalu aku tanyakan dalam benakku. Tepetnya hari ini (Selasa, 17 Juni 2014) sesudah aku mengaji di pondok pesantren di dekat rumahku. Sebut saja namanya Nisa dan Abdul (dia anak kyai). Aku melihat Nisa bermain bola di pelataran mushola. Dari kejauhan Abdul membawa makanan yang diberikan oleh ibunya. Saking gembiranya Abdul membawa plastik makanan itu dengan menaiki sepeda sambil berlenggak –lenggok mengelilingi Puskestren (Pusat Kesehatan Pesantren). Wusss.... dengan gaya ala Valentino Rossi. Nisa yang melihat Abdul membawa makanan itu jadi ingin memintanya. Lantas dia memanggil Abdul dengan suara yang tak karuan kerasnya, “Dul, aku minta jajananmu, Dul!” Seperti sudah mendapatkan sinyal dari kakaknya, Abdul mengayuh sepeda mendekati Nisa yang sedang bermain bola barunya di depanku. Bola itu diberikan dari salah satu Partai yang berkampanye sebelum pemilu tahun ini. Tetapi baru dibuka ...