Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Puisi Aku Disini

Ku ucapkan selamat datang kepada semua yang mengenalku. Dalam sebuah tulisan yang takpernah kutahu kapan akan kuselesakan. Aku kerap kali menjumpai sebuah diorama-diorama yang di dipaparkan dalam sebuah kotak. Berwarna warni seperti sebuah pelangi, padahal disitu yang kutatap berwarna hitam. Oh mentari yang telah terduduk di puncak singgah sana. Aku telah menemukan ceceran hidupku. Yang telah kau tata hingga jadilah aku. Menghitung waktu yang telah kuhabiskan denganmu adalah bahagiaku. Senyumu tertabur di setiap menjelang aktifitasku. Hanyut dalam aroma wangi yang menyejukan.. Sebelum tigaratus enampuluh aku tidak mengerti apa art memahami. Begitu cepat waktu berlalu. Begitu banyak lagu-lagu yang kita dengarkan bersama. izinkanku menuliskan beberapa kata dalam tlisanku ini " Pada malam yang selalugulita Aku saksikan sendiri dengan mataku, bahwa aku mendengarkan suaramu Aku ingin berbagi bahasa lewat tutur kata Aku ingin mengajakmu berjalan di padang ilalang Aku ingin menar...

Puisi Malam Delapan Belas

"Menggarahkan mata menuju kepergian senja Jejak jingga larut dalam gelas yang tengah dipegang gagangnya Aroma dingin teh kental menyelimuti rongga hidung Terasa teramat hambar, tanpa rasa Awan bergegas mencari kawan untuk melepas rindu Kicauan burung bergerak, berterbangan mengilang tanpa selembar bulupun teringgal di dahan Detik sempurna menjadi menit. Bergerak terus tanpa henti Aku menghirup nafas pelan, teramat pelan Ada sesuatu yang belum kubayarkan untuk sebuah perasaan Daun berjatuhan, jalan basah untuk sebentar Langkah kaki menuntun ke subuah hati untukku berteduh Setelah serangkaian pedih kau utarakan. Aku datang Saat itu aroma teh berubah hangat, menyentuh tubuhku dengan perasaan Manis tanpa adanya taburan gula Malam yang selalu bersepakat untuk gepap. Ternyata aku salah Terimakasih banyak, Dwi."